INFO

30/random/ticker-posts

Being a SUPERDAD

www.wondrousink.com
Sobat #hatipitate,

Akhir-akhir ini saya menggunakan gambar di sebelah sebagai foto profil. Beberapa sahabat dan teman di dunia maya memberikan tanggapan tentang apa pentingnya menyebut diri sebagai "Superdad". Tapi tidak sedikit juga yang memberikan "jempol"nya walaupun saya sendiri tidak tahu apa motivasi dibalik aksi angkat jempol tersebut.

Di balik proklamasi Superdad sendiri sebenarnya ada 2 hal besar yang bertambah dalam hidup saya. Pertama, SUKACITA. Saat saya resmi menjadi Superdad maka saat itulah saya merasa hidup saya sudah lengkap karena kehadiran seorang putra dan seorang putri dalam keluarga kecil. Di saat mungkin banyak keluarga lain yang kesulitan untuk memiliki satu orang anak pun atau di saat keluarga lain harus punya anak berentetan baru bisa mendapatkan anak perempuan/laki-laki. Itupun setelah umur keluarga yang panjang. Maka dari itu saya mendapatkan tambahan sukacita yang besar.

Kedua, BEBAN. Tidak usah munafik. Di balik anugerah Tuhan dengan bertambahnya keturunan, sebenarnya bertambah juga beban keluarga. Bukankah kita harus menjaga, merawat, memelihara, menyekolahkan, dan lain sebagainya. Berarti beban hidup jadi bertambah. Kata bos saya di kantor "harus lebih kerja keras" supaya beban tersebut bisa terasa ringan. 

Superdad itu aktifitasnya juga pasti super. Selain kerja cari duit, maka seorang Superdad juga harus bisa super di rumah. Harus bisa kerja di semua lini mulai dari dapur hingga ke kamar tidur. Bahkan yang terbaru, saya juga harus bisa mandiin si putri, gantiin bajunya, ganti popoknya, berjemur sehabis mandi pagi, bahkan begadang sampe pagi bergantian dengan istri karena si putri punya jam tidur yang beda dengan kita. Semuanya harus bisa dilakukan sambil tetap beraktifitas normal sebagai suami sekaligus papa yang baik. Tapi syukurlah semuanya bisa dijalani dengan penuh senyum dan tawa bahagia.

Di balik semuanya, ternyata virus Superdad sudah mulai menjangkiti teman-teman di dunia maya. Beberapa teman akhirnya ikut-ikutan jadi Superdad di rumahnya, kelihatan dari beberapa foto yang diupload. Alhasil, semakin banyak papa yang betah di rumah, papa yang ikut masak di dapur, papa yang ikut memandikan bayinya, papa yang ikut cuci pakaian, papa yang ikut kelonin anaknya sampe pulas, dan masih banyak lagi papa yang mulai ikut aktif di rumah.

Senang sekali melihatnya. Semoga semuanya permanen ya perubahannya. Jangan karena mau pose biar bisa tampil di Media Sosial. Superdad bukan berarti kita menggantikan istri di rumah tapi justru kita sedang memaksimalkan pelayanan kita sendiri buat keluarga yang kita cintai. Ini justru nilai tambah buat kita sebagai papa alias Daddy (Dad). Jadi kenapa harus malu jadi Superdad? Bagaimana dengan anda?






Posting Komentar

1 Komentar