INFO

30/random/ticker-posts

"... BBM naik tinggi, susu tak terbeli" (Iwan Fals) - Cabe?

Ternyata kenaikan harga bahan bangan tidak hanya diributkan oleh kita yang ada di manado atau Indonesia. Bagaimana tidak, kenaikan harga bahan pangan juga terjadi di berbagai tempat di belahan dunia lainnya. Bahkan Amerika Serikat yang menjamin kesejahteraan warganya tidak luput dari masalah ini. Menurut John Anderson, seorang pakar ekonomi Amerika, iklim di Amerika Selatan saat ini sedang buruk dan tidak mendukung usaha pertanian. Apabila kondisi ini terus terjadi maka akan berakibat pada buruknya hasil panen sehingga menaikkan harga pangan di AS.

bentrok di Algeria, 6 Januari 2011
Malahan di negara Algeria pada tanggal 6 Januari lalu, kelompok pemuda setempat terlibat bentrok dengan petugas dari kepolisian setelah pengumuman kenaikan harga pangan di negara tersebut. Kejadian ini setidaknya telah menimbulkan kekhawatiran dari para pengamat ekonomi dunia. Kepala Badan Pangan Sedunia (FAO), Jacques Diouf menyatakan sejak tahun 2008 sebenarnya telah terjadi perbaikan pada hasil panen karena iklim yang baik. Tetapi kekhawatirannya belum bisa mereda, dan ini terbukti pada akhir tahun 2010 kemarin harga pangan di seluruh dunia melonjak tinggi diikuti dengan terbatasnya persediaan bahan pangan. Mungkin masih kita ingat bahwa di tahun 2008, ada beberapa negara yang diguncang oleh kerusuhan dan kekacauan karena kenaikan harga bahan pangan yang sangat tinggi hingga tidak mampu dijangkau oleh warga.



Bagaimana dengan Indonesia? dari berbagai pemberitaan kita bisa ikuti tentang melonjaknya harga cabe di berbagai daerah di Indonesia. Bahkan Bank dunia pun ikut-ikutan berkomentar tentang meningkatnya harga cabe. Malah Bank Dunia merekomendasikan agar Cabe dikeluarkan dari faktor-faktor yang menjadi indikator terjadinya Inflasi, karena menurut mereke Cabe tidak ada kaitan langsung dengan Inflasi. Memang Cabe sudah menjadi bagian dalam tradisi kehidupan bangsa Indonesia. Dari rakyat jelata hingga ke presiden membutuhkan Cabe, ini seperti halnya orang itali yang gemar makan spagheti dan roti keju maka orang indonesia tidak akan lengkap kalau makan nasi tanpa ada rasa pedas dari cabe.

Pembicaraan Cabe kini memang bukan hanya jadi pembicaraan para ibu rumah tangga, tapi sudah mulai jadi bahan obrolan para politikus hingga ke Gedung Putih di AS. Alhasil ketika Bank Dunia menyatakan Indonesia harus mencoret Cabe dari faktor penyebab Inflasi, seorang pengamat ekonomi nasional, Hendri Saparini langsung menolak tegas dalam sebuah acara talkshow di Radio Tri Jaya.

Lagi hangat dan pedasnya pembicaraan masalah Cabe, muncullah Menko Perekonomian Hatta Rajasa dengan himbauan agar masyarakat indonesia tidak usah makan Cabe dulu. Menurut beliau kita kan tidak akan mati kalau tidak makan Cabe... Himbauan sederhana memang dan bahkan terlalu sederhana bagi seorang Menteri yang seharusnya berpikir mencari solusi yang berkaitan dengan masalah yang tengah dihadapi bangsa ini. Pak Presiden saja jadi ikutan sibuk membahas masalah cabe di sidang kabinet paripurna. Dan luar biasanya lagi, Pak Presiden yang gemar "menelurkan" hal baru untuk memecahkan masalah, langsung memerintahkan dilaksanakan Gerakan Menanam Cabe Nasional (Gerakan baru lagi)

Dalam pada itu, Menteri Pertanian diminta utk melakukan penelitian kemungkinan adanya bibit cabe unggul yang cepat berproduksi dan tahan terhadap perubahan cuaca atau hama serta lebih mudah penanamannya. Menteri Perdagangan diminta untuk mengamankan jalur perdagangan supaya tidak ada yang menimbun cabe. Nah setelah Presiden bergerak, mungkin pak Hatta Rajasa tersadar dan tidak mau ketinggalan beraksi (biar kelihatan peduli persoalan rakyat) dengan menyatakan akan membangun sistem pangamanan budidaya penanaman Cabe.

Mungkin ini saatnya Indonesia kerja sama dengan Doraeman agar mengeluarkan alat produksi cabe otomatis. Biar para menteri tidak usah repot bekerja dan Cabenya tinggal diberi nama baru sesuai nama menteri yang menandatangani kerja sama dengan Doraemon.... sekedar saran aja.

Posting Komentar

0 Komentar