INFO

30/random/ticker-posts

Kenangan Masa lalu bersama Kota Manado

Tanggal 14 Juli 2011, semua warga kota Manado merayakan Hari Ulang Tahun Kota ini yang ke-388. Usia yang bisa dikatakan sangat tua untuk umur manusia dan bukan lagi usia yang masih bisa main-main dengan kenyataan hidup. Merayakan peristiwa ini saya ingin sekali bercerita tentang kota manado dari sudut pandang saya, terutama seturut dengan pengalaman saya hidup dan tumbuh di kota ini. Suka, duka, canda dan tawa, bahkan titik air mata pernah jatuh tertumpah di sini. Siapa tahu bisa membawa anda kembali ke masa-masa indah (atau kelam juga....) di kota manado.
--------------

Sejak kecil saya hidup di kota Manado. Lahir juga di kota ini, dan tepatnya di RS Gunung Wenang (sekarang Sintesa Peninsula Hotel) di masa kota ini sedang berkembang dan mengalami banyak proses jatuh bangun. Berdomisili di Kampung Kenari (Jl. Martadinata) membuat kami tidak jauh dari pusat keramaian kota yang sejak waktu itu berpusat di Pasar 45.

Tahun 80-an, memasuki masa sekolah saya sering sekali mengikuti kegiatan luar sekolah dan membuat saya sering jalan-jalan keliling kota ini. Mulai dari mengunjungi Pameran Pembangunan (dulunya sering dilaksanakan di Lap. Tikala), hingga ke pantai Malalayang untuk sekedar mandi-mandi bila ada hari libur. Berbeda sekali dengan sekarang, kami sering sekali jalan kaki ke pusat kota karena kendaraan umum masih sangat kurang. Syukur kalo bisa numpang di mobil papa (papa saya sopir angkot) walaupun hanya duduk di ban reserve kalau angkotnya penuh. Oh ya, angkot dulu kan menggunakan mobil Suzuki atau Daihatsu yang sering disebut orang ST 20

Sebagai anak sekolahan yang baik, kami sering diajak oleh guru-guru untuk nongkrong di pinggir jalan raya bawa bendera menantikan kedatangan Presiden atau Pejabat negara lain yang lewat. Maklum di jaman itu, Manado didatangi Presiden saja hebohnya bukan main. Jalan pada ditutup dan anak sekolah harus melambaikan bendera merah putih saat sang pejabat lewat. Belum lagi bila ada acara-acara besar apalagi internasional seperti sekarang ini. Nah dulunya kami anak sekolahan senang sekali kalau pak presiden datang, kan bisa libur dari pelajaran di kelas. Heran juga sih, padahal kita semua harus duduk di tepi jalan menghirup debu dan bermandi peluh sambil membawa bendera merah putih yang kadang sudah basah dengan keringat karena terlalu lama di dalam saku seragam sekolah.

Kalau ada tukang es lewat (dulunya ada es dula, es tong-tong, es potong, dan es lain), pak kepala sekolah dengan penuh kedermawanan membelikan es kepada semua murid. Mungkin ini tunjangan dari tamu yang lewat, ini pikiran dari anak sekolah yang kehausan menunggu si tamu. Dan setelah tamu beserta rombongannya lewat kami disuruh pulang sambil diiming-imingkan kalau semua yang ikut menyambut tamu akan dapat nilai tambahan di pelajaran PMP. 

Di kehidupan sehari-hari saya sering sekali disuruh ke warung oleh mama untuk beli beras, minyak tanah, dan kebutuhan lainnya. Masih saja teringat kalau waktu itu harga beras yang dikatakan enak adalah Rp. 600,-/liter dan minyak tanah masih seharga Rp. 300,-/botol. Masih pada murah ya... dan tidak pakai antrian yang panjang serta jatah-jatahan. Uang angkot saat itu untuk sekali jalan adalah Rp. 150,-/penumpang dan tanpa macet. Biar murah tapi bisa sampai di tujuan tanpa waktu yang lama.

Dan karena belum ada pusat perbelanjaan yang besar, kami biasanya belanja di Pasar Paal Dua (Pasar Orde Baru). Tempatnya masih sangat amburadul dan sempit, penuh becek serta kalau hujan semua pengunjung pada lari berhamburan. Selain Pasar Paal Dua, kami juga sering ke Pasar 45, atau orang manado biasa menyebut "bendar". Karena di waktu itu pusat berbelanja hanya ada di situ maka semua orang dari semua penjuru datang tumplek di Pasar 45. Dari yang kaya sampai ke yang pas-pasan, dari yang putih sampai yang kurang putih saling bersenggolan di sekitar sini. Dan seperti tidak peduli, semua begitu sibuk dengan belanjaannya.

Beberapa kali kami berkunjung ke Pameran Pembangunan yang sebenarnya bisa disebut pameran instansi kalau dilihat dari segi pesertanya. Di masa itu kebanyakan dilaksanakan di area Lapangan Tikala, mungkin sekarang tidak lagi karena sudah ada lokasi untuk pameran sendiri. Apabila sedang dilangsungkan Pameran maka para siswa mulai dari SD, SMP, hingga ke SMA diwajibkan datang sambil bawa buku tulis yang nantinya dipake untuk menulis semua hal yang dilihat di lokasi pameran. Nah stan yang paling senang didatangi oleh anak-anak waktu itu adalah stan dari TNI atau Polisi, karena seru dengan senjata-senjatanya.

Ada pun beberapa momen khusus yang paling banyak ditunggu oleh warga Manado, yaitu : Hari Raya Natal, Malam Tahun Baru, Hari Raya Paskah, dll. Ini dikarenakan di hari-hari tersebut ada banyak acara dan peristiwa yang dilaksanakan atau terjadi di manado. Misalnya di Hari Natal beberapa ciri khas di Manado antara lain bagaimana aroma Kue buatan para ibu rumah tangga pasti mewarnai setiap lorong dan jalan di kota Manado. Nah di hari H, selain akan terlihat rombongan orang yang pergi atau pulang dari Gereja, akan muncul juga anak-anak kecil dengan pakai yang keren-keren pada seliweran di jalan . Mereka akan masuk dari rumah ke rumah untuk "pasiar" dan minta "ampao natal".... jadi malu nih... soalnya saya juga waktu kecil, asik dengan hal-hal itu.

Saat Malam Tahun Baru tiba, mungkin salah satu tradisi unik di dunia, di mana secara serempak di seluruh kota akan terlihat dan terdengar bunyi kembang api. Di banyak tempat, Kembang api itu sudah biasa, tapi di Manado, Kembang api ada di seluruh pelosok kota dan dimainkan oleh hampir seluruh warga kota. Akh, ramai sekali dan penuh dengan asap pekat. Ini mungkin salah satu dari sekian banyak keunikan di dunia.

Masih banyak lagi yang terjadi di Manado yang sudah terlupakan atau belum terceritakan di sini. Beberapa masih ada dan berkembang hingga sekarang, tapi banyak juga yang sudah hilang dan digantikan oleh ramainya pusat perbelanjaan serta kemacetan. Sekarang lebih seru melihat antrian minyak tanah dan BBM di SPBU dibanding Kembang Api. Jadi rindu dengan suasana Manado di waktu lalu......

Posting Komentar

0 Komentar