INFO

30/random/ticker-posts

Kisah Raja dan Pelayannya

“Seandainya ada seorang raja yang mengasihi pelayan wanitanya yang miskin”, begitulah seorang filsuf Denmark, Sören Kierkegaard (1813-1855), mengawali perumpamaannya. Bagaimana cara sang raja menyatakan kasihnya kepada pelayan wanita itu? Mungkin si pelayan akan menanggapinya karena takut atau terpaksa, padahal sang raja menginginkan pelayan itu mengasihinya dengan tulus.

Kemudian sang raja, yang sadar bahwa jika ia tampil sebagai raja, hal itu akan menghancurkan kebebasan orang yang dikasihinya, memutuskan untuk menjadi orang biasa. Ia meninggalkan takhta, melepas jubah kebesarannya, dan memakai pakaian compang-camping. Ia bukan hanya menyamar, tetapi benar-benar memiliki identitas baru. Ia benar-benar hidup sebagai pelayan untuk memikat hati sang pelayan wanita tersebut.

Sungguh pertaruhan yang luar biasa…! Pelayan itu mungkin saja akan mengasihinya, atau justru menolaknya habis-habisan sehingga sang raja tak akan mendapatkan kasihnya seumur hidup! Namun, itulah gambaran dari pilihan yang diberikan Allah kepada manusia, dan tentu saja, itulah makna perumpamaan di atas.

Tuhan kita merendahkan diri-Nya sendiri untuk memenangi hati kita. “Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri” (Filipi 2:5-7)

Inilah kisah Natal itu: Allah berada di palungan; Dia menjelma dalam wujud yang tidak akan membuat orang takut. Sekarang pertanyaannya adalah: Akankah kita mengasihi Dia, atau justru menolak-Nya?

Undanglah DIA secara pribadi untuk masuk ke dalam hati dan hidup anda di hari natal ini. Yang DIA inginkan hanyalah MENGASIHI ANDA....

Posting Komentar

0 Komentar