INFO

30/random/ticker-posts

Seri Cerita EDO : Yang Bertahan Sudah Pasti Sayang

Sehari sebelum perayaan Valentine's Day di tahun 2015, aku membaca sebuah status milik teman di media sosial. Mungkin dalam rangka Valentine juga, dia menuliskan "Orang yang sayang belum tentu bertahan, tapi dia yang bertahan sudah pasti sayang." Melihat statusnya, aku jadi ingat seorang teman yang memiliki rasa cinta dan sayang yang luar biasa untuk pasangan hidupnya. Sepertinya akan indah sekali kalau saat ini aku bagikan sebagian dari kisah hidupnya.

------

Debby sebenarnya sudah cukup matang waktu memulai biduk rumah tangganya. Dia dan suaminya juga berpacaran untuk waktu yang cukup lama. Sejak awal bertemu di bangku SMA, Debby sepakat untuk mendampingi Hendro mengarungi kehidupan bersama-sama. Di masa awal perkawinan mereka benar-benar menikmati masa-masa suka dan duka dalam satu ikatan kebersamaan. Bahkan hingga anak kedua lahir, kisah cinta mereka masih dipenuhi dengan bunga-bunga asmara. Banyak teman yang iri dengan mereka berdua ini, siapa yang tidak iri, mereka menikah dengan orang yang sudah dikenal sejak masih di bangku sekolah.

Tapi, memasuki usia 8 tahun perkawinan mereka Debby baru mulai melihat sosok yang tersembunyi dalam diri suaminya. Tak pernah terbayangkan olehnya kalau selama ini ternyata Debby hidup bersama dengan seorang maniak perempuan. Bahkan baru akhirnya diketahui kalau suaminya yang selama ini dia puja memiliki 3 orang sekaligus wanita lain di belakang Debby.

Kisah sulit dimulai ketika anak kedua mereka memasuki usia 3 tahun, saat keadaan perekonomian keluarga mereka sedang dalam himpitan hutang dan biaya hidup kebutuhan yang tinggi. Hendro yang kebetulan bekerja di sebuah perusahaan lokal, terlalu giat dalam bekerja hingga harus meninggalkan keluarga ke berbagai daerah dalam rangka menjalankan tugasnya.

"Suamiku bisa sampai seminggu pergi ke luar daerah karena harus menemui para distributor dan agen yang ada di masing-masing daerah." kisah ini selalu keluar dari mulut Debby.
"Tapi kalau kerja luar daerah kan duitnya pasti besar tuh..." komentar orang lain padanya.
"Ah siapa bilang... Suami saya hanya terima gaji aja. Paling hanya ada kelebihan di biaya perjalanannya. Itu pun sedikit..." jawab Debby dengan nada mengeluh.

Tanpa sepengetahuan dia kalau suaminya menjalankan sandiwara yang sangat indah. Hendro punya WIL di beberapa derah yang dia kunjungi. Belum lagi permainan cintanya dengan rekan-rekan kerja perempuan yang sering jadi teman seperjalanannya. Alhasil, si suami terikat cinta dengan 3 orang perempuan, yang pastinya berdampak juga dengan keadaan kantongnya. Banyak pengeluaran dan biaya yang harus keluar di luar daerah sedangkan Debby serta anak-anak hanya menerima sisanya saja.

"Kantor memangkas biaya perjalanan kami..." demikian alasan suami Debby kalau ditanya masalah uang.

Beberapa kali Debby harus berjuang sendiri dengan anak-anaknya saat ditinggal oleh suami. Dia terpaksa berhutan di warung, tetangga, hingga ke teman-temannya, dan semua itu harus dia lakukan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Beberapa perhiasan yang dia miliki sejak masih gadis pun harus dia relakan untuk diuangkan, yang tersisa hanyalah sebuah cincin yang melingkar di jarinya sebagai tanda kalau dia sudah bersuami.

Sementara lain lagi dengan suaminya, makin hari dia makin terbenam dengan pola hidup dunia malam yang serba gemerlapan dan penuh dengan rayuan perempuan. Dia beralih dari pelukan seorang perempuan ke perempuan yang lain, dan tentu saja uang terus mengalir dari kantongnya. Dari semula dia menggunakan biaya pekerjaan untuk keperluan pribadi, gaji yang harusnya dibawa pulang pun habis untuk mabuk-mabukkan dan mengongkosi koleksi kupu-kupu malamnya. Hingga akhirnya dia tak tertolong lagi.

Debby terkejut ketika suatu sore rumahnya dikunjungi oleh orang yang dikenalnya dengan baik, yaitu atasan dari suaminya. Dan Debby pun harus menelan pil pahit ketika mendengar kalau suaminya sudah ditahan oleh pihak kepolisian karena diduga menggelapkan uang perusahaan hasil pekerjaannya setahun terakhir.

Rupanya si suami menggerogoti hasil pemasaran produk yang semestinya disetor ke kantor, dihabiskan untuk "membiayai" hidupnya di rantau. Tak tanggung-tanggung, pembayaran para agen dan distributor yang dia salah gunakan menyentuh angka yang fantastis, lebih dari 300 juta. Inilah akhir dari kisah pengembaraan Hendro yang juga ditutup dengan derai tangis Debby dan kedua anak mereka.

Tak cukup sampai situ, Debby akhirnya harus menanggung hidup kedua anaknya serta sesekali membawakan barang-barang kebutuhan suami di rumah tahanan negara. Kisah ini terus berlangsung hingga masa hukuman suami berakhir, tidak terlalu lama memang tapi 2 kalender pun habis dilewati hingga akhirnya mereka bisa bersama lagi. Beberapa aset keluarga juga harus dijual seperti Sepeda Motor, TV Plasma, 2 set sofa, bahkan lemari es ikut dilego karena beberapa kali Debby butuh biaya untuk pengobatan anaknya yang bungsu dan biaya sekolah si sulung.

Melihat keadaan Debby, banyak teman dan keluarga yang berkomentar, "tinggalkan saja suamimu... kenapa mengunggunya bebas, toh dia tidak membiayai hidupmu dan anak-anak..... kamu tuh masih muda dan cantik, buat apa buang waktu menunggu narapidana... kawin saja lagi...." beberapa komentar orang di sekitar Debby seringkali menggoyahkan imannnya.

Tapi yang paling luar biasa adalah jawaban Debby yang langsung membuat mereka terdiam...
"Saya masih istrinya dan saya sangat menyayangi suami saya. Kalau sekarang suami saya sedang dalam penderitaan, bagaimana bisa saya tinggalkan dia? Saya harus bertahan demi dia, demi anak-anak, dan demi cinta kami berdua. Kalau selama ini saya bisa bertahan dengan perlakuannya pada kami, kenapa tidak saya menunggu dua tahun saja sampai dia pulang. Dan yang paling saya takuti adalah Tuhan pasti marah kalau saya meninggalkannya...."  

Ya, Debby bertahan karena dia benar-benar menyayangi suaminya dan anak-anaknya, dan terlebih lagi di Takut akan TUHAN. Betapa indah kasih dan sayang yang didasari oleh kasih Tuhan....

Selamat merayakan cinta dan kasih sayang yang sudah Tuhan anugerahkan....
Happy Valentine...


Posting Komentar

0 Komentar