INFO

30/random/ticker-posts

Kenali Allah dengan mengalamiNya sendiri


Pada Perang Dunia I, ada jenderal yang ditangkap dan mau dibunuh oleh pasukan musuh. Untung anak buahnya melepaskannya dengan menyelinap, memotong talinya dan membawanya ke markas. Seluruh anak buahnya menyambut dengan sorak-sorai. Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan dan tiba di sebuah kampung tempat jenderal itu memiliki kenalan peternak yang kaya raya. Peternak ini sangat bersukacita melihat jenderal ini selamat, lalu mengadakan pesta yang meriah. Ia memotong kambing dan sapi untuk menyediakan banyak sekali makanan. 

Setelah mereka selesai menyantap hidangan, si jenderal berkata, “Terima kasih, Sobat. Engkau begitu baik. Sekarang sebelum saya melanjutkan perjalanan, coba kamu minta sesuatu kepada saya. Saya akan berusaha memberikannya kepadamu.” 

Peternak itu kemudian mengatakan, “Saya tidak meminta apa-apa. Saya senang menjamu Anda dan anak buah Anda. Lanjutkan saja perjuangan Anda.” Namun, jenderal memaksa peternak itu meminta sesuatu yang akan dikabulkannya. Setelah berpikir sejenak, akhirnya peternak itu mengungkapkan keinginannya. Katanya, “Permintaan saya sederhana. Saya dengar Anda hampir mati dibunuh, tetapi dilepaskan hingga akhirnya Anda bisa berada di sini. Permintaan saya hanya satu. Tolong ceritakan bagaimana rasa takutnya ketika menghadapi kematian dan betapa leganya ketika dibebaskan. Itu saja.”

Tiba-tiba, wajah jenderal itu merah padam. Ia menggebrak meja, kemudian berteriak, “Kamu tahu bahwa itu adalah pengalaman paling buruk dalam hidupku, tetapi kamu memintaku menceritakannya kepadamu. Kamu tidak punya perasaan ya? Hei pengawal, tangkap peternak ini, ikat di pohon. Aku akan berikan aba-aba sampai tiga, lalu tembak dia sampai mati!” 

Peternak itu sangat kaget. Ia baru saja menjamu tamunya, tetapi sekarang tamunya hendak menembaknya. Peternak itu meminta maaf, tetapi jenderal itu tidak mau mengurungkan niatnya. Bahkan, isteri peternak itu sampai memohon ampun dan anak-anaknya menangis. Tetapi jenderal itu tidak peduli. 

Peternak itu diikat di sebatang pohon. Tiga algojo sudah siap melakukan tugasnya. Aba-aba dimulai, tetapi baru pada hitungan kedua, tiba-tiba, “Stop!” Jenderal itu menghentikan algojo. Ia kemudian mendekat si peternak dan menepuk-nepuk punggungnya sambil berkata, “Begitulah perasaanku ketika mau mati. Betapa takutnya aku waktu itu dan betapa bahagianya aku ketika dibebaskan.” Meskipun masih takut dan kaget, peternak itu mengangguk mengerti. 

Tuhan terkadang memaksa kita masuk dalam situasi seperti itu supaya Anda mengalami sesuatu bersama-Nya. Tidak hanya tahu banyak terorinya, tetapi mengalami lebih banyak. Jika saat itu Anda ditimpa masalah besar, berpeganglah kepada Allah dan percayalah bahwa Anda akan mengalami lebih banyak hal bersama Dia. 

Perenungan – Apakah Anda sudah mengenal Allah lewat pengalaman bersama Dia, ataukah Anda masih sekedar mengenal Dia di kepala saja? (Pdt. DR. Rubin Adi Abraham)

Posting Komentar

0 Komentar