INFO

30/random/ticker-posts

Mengenali perkenalanNya sebagai Demonstrasi kuasaNya

Sobat Hati Pitate



Hari ini dalam sebuah Ibadah yang super simple diingatkan lagi sebuah perikop jadul di Yoh. 6:16-21. Tanpa disangka kemudian terpesona dengan sebuah ayat di pembacaan tersebut saat membacanya dalam bahasa Inggris.

Tidak disengaja saat khadim sedang berbagi perenungan Firman Tuhan, pembacaan saya alihkan ke Alkitab Versi King James. Dan ayat 20 tiba-tiba menarik perhatian karena tertulis "it is I; be not afraid". Dalam versi Terjemahan Baru tertulis "Aku ini; jangan takut!".

Selama ini terlihat biasa dalam bahasa indonesia, tapi hari ini saya bertanya kenapa harus dituliskan "Aku ini" dan bukan "Ini Aku". Bukankah itu hanya sebuah ungkapan perkenalan biasa saja.

Saya menangkap sebuah arti yang lebih besar dalam tulisan ini. Karena dalam pembicaraan umum mestinya kalimat perkenalan akan tertulis "it is me" atau "ini aku". Saya memahami bahwa ketika Yesus memperkenalkan dirinya, Dia ingin memberikan kesan lebih tegas tentang diriNya. Bahwa Dia yang sedang berjalan mendekati perahu sambil berjalan di atas air.

Yesus sedang memproklamirkan dirinya sebagai Tuhan bukan hanya kepada para murid tetapi pada alam sekitar termasuk air dan angin yang sedang bergelora. Yesus tidak hanya memperkenalkan diri secara biasa tapi sekaligus sedang mengklaim kuasa Tuhan dalam dirinya yang tidak hanya menenangkan para murid tapi memerintahkan agar angin ribut reda dan air segera tenang. Jadi ada sebuah perintah terselubung yang penuh kuasa. Tidak heran bahwa setelah itu keadaan menjadi terkendali dan para murid sudah tiba di tujuannya.

Menarik untuk direnungkan bahwa hidup kita sebagai orang percaya adalah seperti di atas perahu. Perahu yang di atas air tidak akan pernah diam dan tenang, tetapi selalu goyang. Begitu juga hidup kita selalu berdinamika dan bergerak karena masalah, hambatan, dan hal lain yang bisa menggoyang iman percaya kita.

Sudah begitu, ketika kemudian angin ribut datang dan gelombang air yang mulai bergejolak maka sangat mungkin kalau kita menjadi ketakutan. Inilah saat ketika kita sedang terpuruk dan tertekan oleh masalah hidup yang besar dan lebih dari biasa. Kita menjadi sangat ketakutan dan tidak bisa menemukan jalan keluar.

Malahan ketika Tuhan menunjukkan jalan keluar kita pun tidak langsung bisa mengenali kehadiranNya apalagi solusi dariNya. Karena semua gelap, ribut, tegang, dan menakutkan. Begitu juga para murid, yang dalam pembacaan di Injil lain, justru mengenali Yesus seperti Hantu.

Di saat inilah seringkali momen yang kita sebut "titik balik" terjadi. Di mana Allah hadir dan mendemonstrasikan kekuatanNya atas diri kita serta situasi atau kondisi yang telah membelenggu kita.

Saat itulah Allah ingin kita sadar bahwa Dia hadir dan mampu menghalau masalah kita. Dia berkuasa dan mau bertindak atas hidup kita. Tinggal kembali pada diri kita, seperti apakah respon kita sebaliknya.

Perhatikan yang murid-murid Tuhan lakukan, yaitu bagaimana mereka menaikkan Yesus ke dalam perahu tersebut. Seketika itu juga mereka tiba di tempat tujuan dengan selamat. Wow kan?

Ini mengajarkan kita agar di saat terberat kita harus mampu mengenali kehadiran Tuhan dan jalan keluar yang Dia tawarkan lewat ucapanNya alias FirmanNya di Alkitab. Kemudian tarik itu ke dalam hidup kita atau sertakan itu dalam setiap rencana dan perjalanan selanjutnya. Maka kita akan melihat kuasaNya akan mengantarkan kita tiba di tujuan dengan selamat.

Sekarang jadi lebih paham apa maksud perkataanNya, It is I. (Superdad)

Posting Komentar

0 Komentar